ASSURECONTROLS — JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Maruli Simanjuntak mengakui adanya keteledoran di balik insiden ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Insiden tersebut menewaskan 13 orang, baik dari anggota TNI maupun warga sipil.
Menurut Maruli, pada 1985 silam, lokasi tersebut sangat jauh dari permukiman warga. Seiring berjalannya waktu, mulai banyak permukiman warga yang semakin mendekat ke lokasi.
Kemudian, setiap ada kegiatan pemusnahan, masyarakat mulai masuk ke lokasi dengan tujuan ingin membantu prajurit memasak kebutuhan makanannya.
Tadinya hanya membantu memasak. Akhirnya mungkin itulah salah satu yang membuat kita harus evaluasi. Mungkin masyarakat ikut bantu-bantu,” kata Kasad di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Jenderal bintang empat itu mengira, keberadaan masyarakat di sekitar lokasi itu karena dari kegiatan sebelumnya yang sudah rutin dilaksanakan, tidak pernah ada masalah. Sehingga, hal ini lah yang memungkinkan warga sipil yang menjadi korban, bisa ikut membantu dalam kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa tersebut.
Iya jadinya gitu. Dulunya masak-masak, dibayar honor gitu. Jadinya dulunya bersih-bersih, tidak sampai mengantar. Inilah keteledoran-keteledoran inilah yang kita tetap akan evaluasi,” ujarnya.